KUMPULAN KATA-KATA MUTIARA
1. Berbuat kebajikan harus tepat waktu, berpahala harus berkelanjutan.
2. Dengan hati Budha menilai orang, Setiap orang adalah Budha.
3. Hati mempunyai ketetapan, kearifan dengan sendirinya timbul.
4. Menghadapi keadaan tidak lancar, gosip, dalam hati harus memegang satu kata “Lapang”
5. Hari ini berbuat kesalahan, dikemudian hari memperbaiki kesalahan, harus menghabiskan dua kali lipat waktu untuk mengubahnya, jodoh karma buruk harus diluluhkan dengan baik.
6. Keadaan tidak lancar timbul, harus diterima dengan suka hati, baru bisa menghapus dosa karma.
7. Hidup semuanya menuntut menuju arah luar, padahal yang terpenting adalah mengejar lubuk hati.
8. Ikrar, kekuatan, jalan bersama, baru bisa memenuhi “ikrar”.
9. Beramal bukan hak paten orang yang berduit, melainkan ikut serta dari orang yang bertekad.
10. Berani maju terus mengapdi orang lain, itulah kebahagiaan.
11. Kesempatan yang betapa baikpun, imbalan rejeki, jika tidak bisa menggenggam jodoh, sama saja bisa terlepas.
12. Bisa melakukan apa yang sulit dilakukan, bisa memberikan apa yang sulit diberikan, bisa berbuat apa yang sulit diperbuat, baru bisa meningkatkan taraf kepribadian sendiri.
13. Selama hidup tidak tentu setiap bola softball adalah lemparan bola yang bagus akan tetapi bagi seorang pemukul kuat yang terlatih, kapanpun bisa mengayunkan stiknya.
14. Hati harus seperti bulan purnama, ada air ada bulan, hati harus seperti angkasa begitu terbuka awannya nampak langit birunya.
15. Harus dari suara, air muka menyetel tindak tanduk sendiri, kapanpun, dalam suasana bagaimanapun haruslah berwajah senang dan ramah, bersuara lemah lembut.
16. Hanya orang yang menghargai diri sendiri, baru lebih berani menyusutkan diri sendiri.
17. Mengetahui jodoh, menyayangi jodoh, menciptakan kembali jodohg baik.
18. Berapa banyak bagian tugas yang ditunaikan, akan memperoleh berapa banyak ketrampilan.
19. Daripada lapang rumahnya lebih baik lapang dadanya.
20. Daripada banyak bicara lebih baik sedikit bicara, daripada sedikit bicara, lebih baik berguna bicaranya.
21. Harus banyak mendayagunakan hati, jangan cemas hati, risau hati.
22. “Hati indah” apapun sedap dipandang mata.
23. Kehilangan masa kini, akan menyesalkan masa lalu.
24. Ingin melihat orang baik, diri sendiri harus menjadi orang baik dulu.
25. Kaya tidak berarti senang, tidak malu terhadap diri sendiri berarti hati paling tenang.
26. Berikrar haruslah berikrar yang baik, berbicara haruslah berbicara yang berguna.
27. Ketika ingin mengecam orang lain, pikir dahulu diri sendiri apakah tidak retak gadingnya.
28. Jiwa seseorang harus terus-menerus dikembangkan fungsinya barulah merupakan hidup yang sedang hidup.
29. Orang yang betul-betul mencintai diri sendiri, tak bakal perhitungan dengan orang lain.
30. Jiwa badaniah selalu berubah, jiwa kearifan abadi, hati kasih tak terbatas, semangatpun langgeng.
31. Ikrar adalag awal titik sukses, yang paling diperlukan hidup itu ikrar, yaitu harapan.
32.
Ikrar harus berikrar besar menolong umat, lagipula harus bagaimanapun, dimanapun bekerja keras untuk melaksanakannya.
33. Dengan hati kasih yang tulus bergaul dengan orang, dengan dada yang berterus terang tanpa egois, menerima tugas dan hal ikhwal, kalua begitu hidup dimanapun penuh dengan keaslian, kebaikan dan keindahan (Cen- San – Me).
34. Bisa bekerja, bisa bicara, bisa makan, barulah Bodhisatva asli.
35. Sering bermaksud mementingkan umat, bakal selamanya tidak lepas dari kegembiraan.
36. Menilai kebaikan orang lain berarti mengkhikmatkan diri sendiri.
37. Ingin mendapat pujian dari orang lain, haruslah memuji orang lain dahulu.
38. Terhadap diri sendiri harus percaya diri, terhadap orang lain harus mempercayai.
39. Perkara baik, kita harus menjadi supporte, perkara buruk, pada saat tepat harus time-out (Stop sementara).
40. Terhadap orang lain harus berlapang dada, berbicara harus teliti.
41. Sukses adalah pengembangan dari keunggulan, kegagalan adalah penumpukan dari kekurangan.
42. Orang seringkali bukanlah tidak mampu mengerjakan urusan, melainkan tidak mau mengerjakannya.
43. “Jalan” harus ditempuh baru bisa sampai, “Urusan” harus dikerjakan baru bisa diselesaikan.
44. “Penderitaan” harus dialami baru bisa dihapuskan.
45. Orang yang bisa memaafkan orang lain dialah paling senang. Ketika anda memaafkan seseorang, segera pula kerisauan dalam hati bersama-sama jadi hilang.
46. Lahan adalah hasil dari garapan oleh orang, ada penanaman benih pada tahun pertama, baru ada panen pada tahun kedua.
47. Berdiri di tengah jalan lebih lelah daripada sampai di tujuan.
48. Kata-kata harus pas mengena, lebih sekalimat, kurang sekalimat, semuanya tidak baik.
49. Saya percaya diri sendiri mempunyai kemampuan tak terbatas melakukan hal apapun bisa sukses.
50. Laut di dunia bisa diisi sampai rata, tapi yang melintang di bawah hidung orang sebuah mulut yang kecil, malah tak terisi penuh selamanya.
51. Orang kebanyakan berniat akan namadan keuntungan, bersaing dengan orang berebut dengan perkara, jika bisa bersaing dengan orang, dengan begitu orang akan aman, tanpa berebut dengan perkara, dengan begitu perkara akan aman, tanpa bersaing denganorang dan perkara, dengan begitu dunia pun aman.
52. Dalam kehidupan ada semangat, hidup dengan gembira, dalam pekerjaan utamakan kinerja kerjaan dengan jujur, ingin mengubah dunia sesuai dengan diri sendiri adalah tuntutan yang keterlaluan, jika kita tak bisa berkenan di hati, boleh jadi bisa puas hati.
53. Perkara dunia semuanya saling berpasangan, asal kita memperlakukan orang dengan tulus ikhlas, menerima hal ikhwal dengan kelapangan dada yang terus terang, dengan begitu hidup dimanapun semuanya penuh dengan keaslian, kebaikan dan keindahan.
54. Mengalami kesulitan, pasti harus menghadapinya dengan semangat juang yang lebih besar, Hanya dengan gagah berani menyambut musuh, baru mempunyai peluang untuk memperoleh kemenangan.
55. Mengarjakan perkara ibarat mengarjakan soal matematika, jika hanya bisa berhitun, tidak bisa menerapkanya degan luwes, sama dengan tidak bisa bekerja..
56. Padi makin berisi, makin bisa menunduk ke bawah, seseorang makin bisa berprestasi, makin mempunyai kelapangan dada yang merendahkan hati.
57. Bakti kepada orang tua, utamakan taat, harus teliti menyalami hati orang tua, suara air dan muka lemah lembut, sekali-kali jangan tidak sabaran dan merasa berabe.
58. Orang yang berani berterus terang karena benar dan tidak memaafkan orang lain, bukan saja membuat gara-gara, melukai orang lain, juga melukai diri sendiri, bahkan selamanya tidak berdaya mencairkan dendam kesumat dan menyempurnakan urusan personalia.
59. Atur kembali baik-naik hati sendiri, ubahlah hati dendam yang membenci orang dan memarahi orang, menjadi hati kasih dan hati toleran(pemaaf), baru hidup yang bisa diperlukan orang lain bisa berperan daya guna, menberi demi orang lain, itu baru hidup yang terbahagia.
60. Orang lain lebih hebat daripada diri sendiri, saya harus menghargai dia, belajar kepada dia, orang lain lebih lemah daripada diri sendiri, saya harus rendah hati, melayani dia, memberi dorongan kepadanya.
61.
62. Berbuat baik memelihara hati biasa, baru bisa tenang dan leluasa.
63. Saya tidak memandang enteng diri sendiri, juga tidak menyombongkan diri sendiri.
64. Mendengar kata-kata mutiara, harus ibarat spoon bertemu air, menyerapnya dengan kuat-kuat.
65. Berbakti kepada orang tua harus tepat waktu, berkebajikan harus tepat waktu.
66. Harus merestui orang lain, juga harus merestui diri sendiri, merestui diri sendiri berarti jangan berkeluh-kesah.
67. Menperoleh sepatah pujian dari orang tua lebih unggul daripada berderma kemana-mana untuk menghapus petaka, oleh karena pujian orang tua adalah restu terbesar.
68. Jangan selalu menuntut orang lain memberi apa kepada saya, harus berpikir saya bisa berbiuat apa untuk orang lain.
69. Gelak tawa putra-putri adalah matahari musim dingin dari ayah bunda.
70. Membantu orang lain justru berarti membantu diri sendiri, oleh karena tidak seorang pun bisa berpisah kelompok dan sebatang kara.
71. Awan hanya menorot noda luar orang lain, sebaliknya malah tidak dapat melihat sampah dalam lubuk hati diri sendiri.
72. Orang lain kurang menghargai kita, segera timbul dendam di hati, itulah bego dan goblok dalam kehidupan, setiap saat mengamati jodoh penyebabnya, lantas bisa mengikis habis kebegoan dan kegoblokan.
73. Harus anggun, jangan "hihi-haha", tidak sopan, harus was-was hati, jangan "hihi-haha" tidak karuan.
74. Banyak memaafkan orang lain, banyak mendapat rejeki, lapangan volume dada, "hokhi" jadi besar.
75. Dengan ikhlas dan lurus, hati sudah tentu tenang.
76. Ucapan tindakan tidak memperdaya, itulah berhati tulus ikhlas.
77. Menggarap sawah rejeki sendiri, memanen rejeki sendiri.
78. Sedikit hasrat sedikit risau hati, kemantapan paling besar keuntungannya.
79. Dengan hati biasa melihat hal ihwal dan melayani orang, sudah barang tentu kehidupannya menjadi tenang.
80. Genggam saat ini, itulah penggunaan hati.
81. Hati cinta yang bersih adalah kampung halaman asli dari sukma.
82. Semangat agama Budha ialah lebih baik saya lelah dan sibuk menyajikan kenikmatan untuk orang lain.
83. Bodhisatwa yang terkuat adalah tangan dan otak kita.
84. Setiap perkara diterima dengan sejuk, bisa menyaksikan sendiri panorama dalam hati.
85. Perasaan Bodhisatwa luas tak terbatas, bisa mengasihi secara umum segenap umat.
86. Membaca nama Budha adalah demi memperluas kasih, mengubah awan menjadi berjiwa para suci.
87. Terus-menerus mengembangkan fungsi hidup baru merupakan hidup yang sedang hidup.
88. Moralitas adalah pelita terang yang meningkatkan tarap diri sendiri, tak mesti menjadi cambuk yang membentak orang lain.
89. Diantara kebenaran dan urusan, yang diperlukan ialah orang, apabila kebenarannya sempurna, urusan sempurna, dengan begitu orangnya sempurna.
90. Jalan muncul dengan jejak langkah orang, jalan sejauh ribuan kilometer, harus dimulai dengan langkah pertama.
91. Adalah arif bila mengerjakan apa yang wajib dikerjakan, adalah bodoh bila melakukan apa yang tidak semestinya dilakukan.
92. Dunia kotor dan jahat, asal saja dimana-mana ada kasih dengan alami tercipta surga dunia.
93.
94. timbul suatu niat baik bukan saja menolong diri, lagipula menolong orang.
95. Terbayang suatu niat jahat tidak saja menghancurkan orang, tetapi juga menghancurkan diri.
96. Memperlakukan orang dengan mundur selangkah, mencintai orang dengan melapangkan selangkah, dalam perjalanan hidup bisa hidup dengan sangan senang.
97. Kesalahan besar mudah mawas diri, kebiasaan buruk yang kecil tidak gampang dihapuskan.
98. Orang yang tidak dapat menundukkan kepalanya adalah karena berulangkali menengok kembali prestasi masa lalu.
99. Memandang sukses orang sebagai prestasi sendiri itulah Bodhisatwa.
100. Memupuk dengan baik jangan berebut gengsi, yang direbut adalah yang palsu, yang dipupuk barulah yang asli.
101. Setiap orang bilamana bisa saling komunikasi, lantas berdampingan dengan aman dan selamat.
102. Jika banyak curiga, sangkaan, segera timbul gosip, anggaplah gosip itu sebagai pendidikan. Pujian sebagai kewaspadaan, sebal sebagai mawas diri, kesalahan sebagai pengalaman. segala kecaman semuanya adalah sebuah pelajaran yang berharga.
103. Sepatah kata yang tidak pantas, lantas bisa membuat orang timbul hati yang menyingkirkan. Kata-kata haruslah diucapkan pantas dan tepat guna, lebih sepotong kurang sepatah, juga tidak baik.
104. Membimbing orang lain, juga harus terbagi dalam dan luar. Terhadap yang luar, harus lembut, terhadap yang dalam harus benar.
105. Asalkan menemukan jalan, tak gentar menempuh jalan yang jauh.
106. Berprilaku dan berkarya harus mempunyai "keikhlasan" yang betul-betul timbul dari lubuk hati, harus berikrar dengan tulus ikhlas, berkarya dengan benar. Asalkan berkarya dengan benar, lalu kepribadian luhur, dengan sendirinya bisa ada orang yang meyokong, oleh sebap itu berlaku sebagai orang yang tulus dan bisa dipercaya sangat penting.
107. Sebagai orang harus ada keyakinan. Segala jasa pahala, segala kasih, segala welas asih, segala pengapdian semuanya dimulai dari bagian keyakinan ini, oleh karenanya "yakin" sangat penting.
108. Berperilaku sebagai sangat bersih, serta memberi tanpa pamrih, kepribadian begini barulah kepribadian asli yang tiada ternilai.
109. Setiap hari adalah permulaan berkepribadian sebagai orang. Setiap saat adalah kewaspadaan diri sendiri.
110. Sang waktu bisa menyempurnakan kepribadian, bisa memberhasilkan usaha, juga bisa menabung jasa pahala.
111. Seseorang telah mengerjakan berapa banyak urusan di dunia, itu berarti usianya ada berapa panjang. Oleh karena itu harus bersama sang waktu, sekali-kali jangan sang waktu berlalu dengan sia-sia.
112. sang waktu bagi seorang yang menpunyai kearifan sangat berharga ibarat berlian. Akan tetapi bagi seorang yang bodoh malah seperti segenggam tanah, secuil nilai pun tak ada.
113. Orang seringkali pada ketika apapun boleh dengan bebas leluasa, malah dikelabui oleh kebebasan semau gue ini, membuang waktu dengan sia-sia tapi tidak menyadarinya.
114. Orang kebanyakan tersesat dalam mencari kemujijatan, oleh sebab itu mandek tidak maju, taruhlah waktunya diperpanjang lagi, juga tidak ada gunanya sedikitpun akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.
115. Biasanya menganggur, biar sang waktu berlalu dengan sia-sia lalu hidup itu merosot pelan-pelan dalam tidur yang malas, demikianlah naluri dan nurani baik tertidur sepanjang usia, jiwa begini, hanya bisa dijuluki orang tengah tidur.
116. Hidup selalu berubah, ketika masyarakat memerlukan anda, anda harus cepat-cepat pergi mengerjakannya, hari ini bisa turun jalan kaki, segera harus bergegas melangkah maju.
117. Dengan "Mood" hati yang sunyi tenang, memandang ujud umat dari bumi raya, mendengarkan suara umat dari bumi raya.
118. Hati ibarat cermin, meskipun panorama diluar terus-menerus berubah, permukaan kaca malahan tidak bisa diputar-putar, inilah keadaan berubah tetapi hati tidak berubah.
119. Asih berarti hati simpati bisa saling memaafkan, toleransi, menampilkan sebagian dari hati maaf, kasih, yaitu hati asih, yang paling bahagia dalam hidup itu adalah orang yang bisa memaafkan dan mengasihi seluruh umat.
120. Hidup harus bersaingan demi berbuat bajik, setiap menit dan setiap detik harus direbut.
121. Setiap hari berbuat urusan baik, setiap hari selalu senang.
122. Banyak kerja, banyak dapat, kurang kerja, banyak hilang.
123. Bisa memberi kasih itulah rejeki, bisa menghapus risau hati itulah kearifan.
124. Anda harus mencintai orang lain dulu, orang lain baru bisa mencintai anda.
125. lebih satu kali memaafkan orang lain, berarti lebih satu kali membuat rejeki. Begitu dada dilapangkan, segera rejekinya membesar.
126. Setiap waktu berniat baik, setiap hari berhari baik.
127. Menanggung derita menunaikan derita, habis derita datang sukacita, menerima rejeki meghabiskan rejeki, habis rejeki datang suka lara.
128. Daripada memohon rejeki dan panjang umur, lebih baik memohon selamat. Selamat berarti menambah rejeki dan panjang umur.
129. Tabiat, mulut tidak baik, sebaiknya lubuk hatipun tidak tergolong orang baik.
130. Memaafkan orang lain adalah budi luhur, memaafkan diri sendiri adalah budi tercemar.
131. Bertobat adalah pengakuan hati sanubari, boleh dikatakan juga adalah pembersihan besar-besar dari polusi jiwa.
132. Mulut berkata-kata mutiara, hati berpikir hal baik, badan melakukan hal yang baik.
133. Jangan meremehkan diri, sebab orang mempunyai kemungkinan yang terbatas.
134. Keyakinan, keuletan, keberanian, tiga-tiganya lengkap, dengan begitu di dunia tidak ada perkara yang tidak tercapai.
135. Prestasi terbesar dalam hidup adalah berdiri kembali dari kegagalan.
136. Mulut berkata baik ibarat memuntahkan bunga teratai, mulut berkata buruk, bagaikan memuntahkan ular berbisa.
137. Matahari besar sinarnya, ayah bunda besar budinya, susilawan besar dadanya. Orang berjiwa kerdil besar amarahnya.
138. Setiap hari berterima kasih kepada ayah bunda, jangan melakukan hal yang menyia-nyiakan ayah bunda.
139. Berani karena benar tetapi berjiwa damai, mengantongi kebenaran harus memaafkan orang.
140. Gunakan waktu untuk menumpuk kekayaan dari kearifan.
141. Waktu boleh untuk menumpukan keakademian (scholarship), juga boleh untuk menumpukkan jasa pahala.
142. Merelakan baik dan buruknya kemarin, menggenggam hari ini.
143. Puas diri paling senang.
144. Hati tidak sulit, urusanpun tidak sulit.
145. Sudi melakukan, senang menerima.
146. Marah adalah memegang kesalahan orang lain untuk menghukum diri sendiri.
147. Jika hidup banyak paket yang berterima kasih, banyak paket yang memperindahnya.
148. Mencintai seorang yang tadinya dendam, justru pandai memperlakukan diri sendiri.
149. Kedalam bisa rendah hati dan berarti berjasa, ke luar bisa mengalah berarti berbudi.
150. Memperkecil itu, memperlapangkan dada.
151. Cinta kasih dan berterima kasih harus dimulai dari kehidupan.
152. Bekerja harus senang, antar manusia harus berterima kasih.
153. Cinta kasih dan rasa terima kasih bisa membersihkan kesusahan dalam hati.
154. Taat pantangan adalah mencegah kesalahan.
155. Saling berterima kasih, saling berprestasi bersama-sama menciptakan masyarakat yang indah sentosa.
156. Menggunakan hati welas asih untuk mengontrol hati marah (ledakan tabiat/emosi).
157. Berbuatlah hal baik selalu harus menyisikan waktu inilah tujuan hidup, juga kewajiban hidup.
158. Jiwa fisik hanya berapa puluh tahun saja, jiwa bathin adalah selamanya tidak binasa.
159. Ikrar harus besar, tekad harus teguh, emosi harus lembut, hati harus teliti.
160. Berperilaku dan mengurus perkara harus hati-hati, teliti, tetapi jangan berwawasan sempit.
161. Kita harus timbul hati gembira demi prestasi orang lain, melihat orang lain mendapatkan prestasi bagaikan prestasi sendiri.
162. Mencintai dan dicintai semuanya bahagia, akan tetapi paket cinta ini harus bersih tanpa polusi.
163. Seorang asal saja mempunyai rasa malu sudah barang tentu tak berani melakukan hal yang tidak masuk akal dan merusak moralitas.
164. Apabila ada kelapangan dada, ada rejeki, hati jadi luwes, apa yang dinamakan rejeki tiba, hati canggih.
165. Sering bisa mawas diri dan tanpa kesalahan berarti lepas dari ikatan, lagipula leluasa.
166. Bisa memberi cinta kasih membantu orang lain, menolong orang lain itu paling menyenangkan.
167. Belajar dari Buddha justru harus pandai meleraikan kerisauan hati.
168. Percaya akan buddha namun tidak mau belajar dari Buddha justru adalah takhayul,memuja buddha namun tidak mau belajar dari buddha justru adalah tindakan bodoh.
169. Hati awam seringkali tamak tak ada puas-puasnya.
170. Harus merukunkan dunia, mendamaikan pergaulan dalam hidup, barulah benar-benar belajar dari Buddha.
171. Ketika dikritik orang lain, menanyakan diri sendiri apakah tidak ada malu, bilamana tidak ada malu, dengan begitu hati akan aman tentram.
172. Seorang yang sehat sepasang tangannya, malah tidak mau berkarya, justru sama dengan orang yang tidak mempunyai tangan.
173. Melakukan segala hal baik harus menggenggam peluang, juga harus menggenggam jodoh musababnya, bila jodoh musabab lenyap, ingin melakukannya pun sudah tidak terburu lagi.
174. Mengambil orang lain sebagai sebuah cermin bagi diri sendiri, bila melihat keunggulan orang lain, lantas mencambuk diri, bila melihat kelemahan orang lain, lantas mawas diri.
175. Hati yang tetap ibarat tetesan air, bisa menembus batu, kesulitan dan rintangan yang betapa besar juga bisa diterobos.
176. Hati tidak memusat, pikiran tidak menyatu, berkarya justru sulit berprestasi.
177. Bila hati ingin tetap sering senang harus tidak menganggap personalia dan perkara sebagai gosip.
178. Ingin keluarga selamat dan rukun harus selalu timbul hati yang senang.
179. Orang harus mengetahui rejeki, menyayangi rejeki, membuat kembali rejeki.
180. Orang yang malas pasti bakal bejat.
181. Mengubah niat tamak menjadi puas hati, menggantikan pikiran puas hati menjadi welas hati.
182. Keberanian tidak boleh hilang, keyakinan tidak boleh tidak ada di dunia tidak ada perkara tidak bisa dan tidak berdaya, hanya tidak mau.
183. Secara batiniah, jika bisa sering puas hati, justru itulah hidup yang paling bahagia.
184. Bicaranya harus lemah lembut, sikapnya harus tulus ikhlas dan ramah.
185. Orang yang bisa menyayangi rejeki, bisa menjalankan kebajikan, orang yang bisa menjalankan kebajikan, pasti bisa kapan pun senang, justru inilah hidup yang bahagia.
186. Mengubah diri sendiri adalah menolong diri sendiri, mempengaruhi orang lain adalah menolong orang lain.
187. Siapapun bisa dimaafkan, hanya orang yang tidak jujur tidak boleh dimaafkan .
188. Tidak ada hasrat tidak ada permintaan, dengan begitu kekuatannya tak akan kehabisan.
189. Banyak menbuat rejeki, bisa bertambah imbalan rejeki yang tanpa batas.
190. Petaka harus dihapus oleh diri sendiri, rejeki harus dibikin oleh diri sendiri.
191. Bisa memberi baru bisa mengenal diri.
192. Cinta kasih adalah khasanah yang tak akan kehabisan.
193. Memikirkan masa lalu adalah pikiran rumit, memikirkan masa depan adalah pikiran yang bukan-bukan, paling baik menggenggam detik-detik sesaat ini.
194. Segala penderitaan bersumber dari hasrat.
195. selamat adalah rejeki daripada menerima.
196. Memberi lebih mempunyai rejeki daripada menerima.
197. Dalam hati ada cinta kasih, baru bisa dicintai setiap kali berjumpa .
198. Dengan hati biasa, kita memperlakukan perkara dan personalia, dengan sendirinya kehidupannya bebas berkuasa.
199. Setiap perkara pandai dileraikan,kekawatiran apapun tidak ada.
200. Setiap saat senang, setiap saat selamat.
201. Menahan amarah sesaat terhindar sekuartal (semusim).
202. Luas mengikat jodoh bajik, banyak menanam musabab bajik.
203. Daripada mengubah orang lain, lebih baik mengubah diri sendiri dahulu.
204. Menyapu lantai, menyapu hati sanubari, hati sanubari tidak disapu, sia-sia menyapu lantai.
205. Orang yang membuat orang lain berhati senang, diri sendirinya pun pasti senang.
No comments:
Post a Comment